Senin, 04 Juni 2012

Komunitas: Sepakbola

 Komunitas Sepakbola

Berdiri tahun 2009 Awalnya dibentuk untuk mewadahi minat dan bakat serta animo yang tinggi dari mahasiswa FE terhadap sepak bola.. Komunitas ini bertujuan utk mencari bakat-bakat baru yang akan mewakili tim sepak bola FE di kejuaraan-kejuaraan eksternal, meningkatkan rasa kekeluargaan dan keakraban antar anggota komunitas, dan mengasah minat dan bakat para anggota di bidang sepak bola.

 Aktivitas rutin: 
- mengikuti kejuaraan seperti Liga bukit, dies natalis, dll..
 - latihan rutin, dst (menyesuaikan) - dst.....


KOMUNITAS: e+

e+
Profil Umum


Komunitas E+ berdiri tanggal 28 Desember 2002. Komunitas ini sudah ada sejak tahun 1985, tetapi namanya dulu Teater Equilibrium. Pada tanggal 22 Desember 2002, akhirnya berganti nama menjadi komunitas E+. Komunitas ini adalah salah satu komunitas seni di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Komunitas E+ mewadahi Kreatifitas seniman muda di Fakultas Ekonomi Unud. Berbagai bidang seni menjadi dalam E+ yaitu, Seni Teater, Seni Film dan Fotografi, Seni Musik, Seni Tari, dan lain-lain.
Dulu komunitas ini hanya terfokus pada teater saja, tetapi sekarang sudah memperluas ruang lingkupnya. 

REVIEW WORKSHOP FILM
EXCLUSIVE FOR E+ COMMUNITY
BY MARIA EKARISTI
Komunitas E+ Fakultas Ekonomi Universitas Udayana mengadakan Workshop film untuk kalangan mahasiswa, generasi muda, dan para pembimbing kegiatan dikalangan FE UNUD dengan menghadirkan Maria Ekaristi, seorang praktisi film terkemuka dari Bali, sebagai pembicara tunggal yang dilaksanakan di Aula Gedung Doktor Lantai 4  pada Sabtu 28 April 2012 mulai pukul 09.00-12.00 Wita.
   
Dalam Workshop film yang mengangkat tema “The Art Of Assisting” Maria Ekaristi membagikan  pengalamannya dalam seni pembuatan film, panduan membuat film dokumenter, dan seluk beluk dalam pengurusan izin pembuatan film yang bekerjasama dengan pihak asing. Maria Ekaristi sering mengadakan kerjasama pembuatan film dengan Lawrence Blair. Dalam acara tersebut juga dilakukan pemutaran Film Dokumenter karya Lawrence Blair yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab tentang penggarapan Filmnya tersebut. Lawrence Blair adalah Antropolog yang menggeluti Film Dokumenter sejak 1970-an. Lawrence Blair adalah salah satu orang yang banyak berjasa memperkenalkan Bali dan Indonesia ke seluruh Dunia dengan film-film dokumenternya mengenai Indonesia. Lawrence Blair bersama adiknya melakukan perjalanan keliling Indonesia untuk membuat sebuah film dokumenter yang nantinya selain menjadi tontonan publik juga mempunyai nilai sejarah.
Bu Maria menjelaskan bagaimana memproduksi film, meskipun dengan menggunakan alat sederhana. Dari penjabarannya tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa film dokumenter antara yang satu dengan lainnya itu terdapat perbedaan gaya penuturannya sehingga kita bisa menyimak dan mempelajari perbedaan gayanya tersebut. Selain itu, memilih topik dan objek penelitian, struktur film serta menganalisis kebutuhan membuat film. Yang tidak kalah penting dalam pembuatan film dokumenter ini adalah sumber pembiayaan disamping juga pasti dalam pengambilan gambar atau yang di sebut shooting yang sebaiknya untuk diikuti agar ketika shooting tidak mengalami kesalahpahaman, blocking, camera angle, tata cahaya, rehearsal, shoot.
Selain memberikan penjabaran, Bu Maria langsung membagikan pengalamannya dalam bentuk softcopy yang dibagikan kepada para pserta yang datang dalam workshop film tersebut. Diharapkan dengan diberikannya pengalaman dalam bentuk softcopy  kepada para peserta workshop, mereka dapat memahami materi yang telah diberikan dan menjadi panduan dalam pembuatan film,khususnya film dokumenter. Dengan diadakannya workshop film ini diharapkan para pembuat film dapat menghasilkan karya lebih baik lagi. Meskipun workshop hanya sehari, para peserta bisa aktif berkomunikasi lewat komunitas.

Prestasi e+
2007 Gomakashi mendapatkan penghargaan film terbaik, film terfavorit, sutradara terbaik, pemeran pria terbaik, dan pemeran pembantu pria terbaik
2007 Flamboyant masuk nominasi Biffest
2010 Cursed mendapat penghargaan Film dengan editing terbaik di S.Cream Film Festival di Jogja.


KOMUNITAS: WIDA (Wirausaha Muda)

KOMUNITAS: WIDA (Wirausaha Muda)

 
WIDA merupakan sebuah komunitas berbasis kewirausahaan sosial di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana yang didirikan pada bualan maret 2010, WIDA beranggotakan mahasiswa/mahasiswi yang masih terdaftar pada Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Anggota WIDA yang terdaftar sampai saat ini untuk angkatan diatas 2010 sebanyak 67 orang,angkatan 2010 sebanyak 244 orang, dan angkatan 2011 sebanyak 63 orang (belum terupdate). WIDA dibentuk dengan mengadopsi konsep KEWIRAUSAHAAN SOSIAL dimana komunitas ini berkomitmen untuk melahirkan wirausaha-wirausaha muda bagi bangsa INDONESIA.
Perlu diketahui disini dua setengah dekade lalu, Bill Drayton, pendiri dan CEO Ashoka, memprakarsai konsep kewirausahaan sosial. Prinsipnya tidak berbeda dengan kewirausahaan bisnis, bedanya kewirausahaan sosial digunakan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Bagi Drayton ada dua hal kunci dalam kewirausahaan sosial. Pertama, adanya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kedua, hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha (entrepreneurial), dan beretika di belakang gagasan inovatif tersebut. Jadi wirausaha sosial adalah individu yang bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha, dan beretika, yang mampu menciptakan inovasi sosial dan mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Inovasi sosial yang dimaksud Bill adalah yang mampu menciptakan atau mengubah pola di masyarakat sehingga dapat mengakar. Dan karenanya, hal itu dapat berkesinambungan.
Contoh gemilang tentang kerja wirausahawan sosial adalah bagaimana Muhamad Yunus, pemenang Nobel Perdamaian 2006, yang dengan sistem kredit mikro yang lebih dikenal sebagai “Grameen Bank”, telah membantu jutaan kaum miskin di Bangladesh, terutama perempuan dan anak, untuk memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.David Bornstein memaparkan bagaimana para wirausahawan sosial dari berbagai belahan dunia yang hampir tak terliput oleh media namun telah mengubah arah sejarah dunia dengan terobosan berupa gagasan-gagasan inovatif, memutus sekat-sekat birokrasi, mengusung komitmen moral yang tinggi dan kepedulian (How to Change the World, 2004).
Terinspirasi oleh para wirausahawan sosial (social entrepreneur) di atas, dengan komitmen kerja dan moral yang tinggi, kami percaya bahwa para pemuda/pemudibangsa bisa seperti mereka untuk membantu bangsa ini dalam menyelesaikan masalah pengangguran yang tak berujung. WIDA hadir sebagai wadah yang akanmenaungi para mahasiswa/mahasiswi yang berminat untuk belajar, mengembangkan usahanya dan sekedar membagi pengalaman kepada sesama anggota WIDA. Tentunya tujuan utama kami adalah akan terus berusaha untuk merubah pola pikir para pemuda harapan bangsa melalui komunitas ini. Melalui komunitas ini perlahan kami akan mengajak dan membuktikan kepada para mahasiswa bahwa kita bisa berperan dalam mengentaskan masalah pengangguran bukan menambah pengangguran.




Jumat, 01 Juni 2012

SEMINAR ASTRA “Kondisi Dunia Kerja Saat Ini dan Persiapan Diri Memasuki Dunia Kerja”

SEMINAR
“Kondisi Dunia Kerja Saat Ini dan
Persiapan Diri Memasuki Dunia Kerja”

Bekerjasama dengan CDC Universitas Udayana

Jumat 8 Juni & 9 Juni 2012
Pukul: 08.30 - 16.00
 
Tempat:
Gedung Doktor FE
Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman, Denpasar


Pendaftaran via SMS
Ketik CDC Nama Lengkap _NIM_Fakultas ke:
    081281279145 (Gede Setiawan)
    085238643330 (Kompyang)
Atau dengan datang langsung ke gedung
program doktor FE Unud