REFLEKSI
SEPAK TERJANG ITALY DAN PORTUGAL PADA EURO 2012
Sebenarnya materi ini
sudah pernah saya sampaikan dalam acara orientasi panitia KBBM yang lalu. Namun
karena saya sedang menggalakan budaya menulis dalam internal BE SMFE UNUD saya
coba memberikan sedikit inspirasi melalui tulisan isi dan menurut saya isu yang
akan dibahas pun cukup menarik. Seperti yang kita ketahui pesta bola eropa baru
saja selesai. Meskipun tidak mengeluarkan juara baru, namun pada Euro 2012 ini
menghasilkan berbagai rekor baru. Cukup menarik juga euro 2012 ini karena yang
saya amati pada euro edisi ini dapat mempengaruhi perekonomian rekan-rekan saya
bahkan dapat mepengaruhi keberlanjutan skripsi salah satu teman saya. Saya sendiri tidak dapat menikmati euro tahun
ini dengan penuh, karena beberapa kegiatan harus membuat saya melewatkan
beberapa pertandingan bahkan termasuk pertandingan final. Di pertandingan final
bertemu dua tim yang memiliki kualitas pemain diatas rata-rata yakni Spanyol
dan Italy. Dari awal turnamen, Spanyol memang diungulkan untuk berlaga di
final, mereka juga diunggulkan untuk menjadi raja eropa. Sedangkan Italy juga
masuk menjadi salah satu tim favorit namun pada saat babak penyisihan mereka
bermain kurang meyakinkan bahkan untuk lolos dari fase grup mereka harus
“diselamatkan” oleh Spanyol pada pertandingan terakhir. Pada babak berikutnya
Italy tampil meyakinkan dengan mengalahkan favorit lainnya yakni Inggris
melalui adu penalti setelah bermain dominan. Di babak semifinal pun di luar
prediksi banyak pihak, Italy mampu mengandaskan tim yang lebih diunggulkan
yakni Jerman. Ketika bermain di partai final melawan Spanyol, Italy seperti
antiklimaks dimana pada pertandingan final mereka digasak oleh tim matador
hingga 4-0 bahkan skor ini menjadi skor terbesar pada pertandingan final!
Banyak pihak yang
melakukan analisis terhadap kekalahan telak yang diderita oleh Italy salah
satunya adalah blunder Parandelli (pelatih Italy) yang menarik keluar Montolivo
dan digantikan Motta yang kemudian hanya bermain beberapa menit dan harus
keluar lapangan karena cedera. Keluarnya Motta menyebabkan Italy bermain dengan
10 orang pemain karena sudah habisnya jatah pergantian pemain Italy. Dari
sinilah saya mulai menyadari satu hal, Italy tim yang mengalami peningkatan
performa dengan mengandaskan Inggris dan menghentikan rekor sempurna Jerman
harus takluk karena kehilangan satu orang pemain. Italy yang memiliki “Super”
Mario Balloteli, Andrea Pirlo dan Gianluigi “The Superman” Buffon serta pemain
top lainnya harus menyerah 0-4 di partai yang sangat bergengsi karena
kehilangan satu orang pemain pengganti. Yang saya sadari adalah satu orang
pemain siapa pun itu, berapa pun lamanya dia bermain dan dimana pun posisinya
memiliki peran yang sangat penting dalam tim. Jadi, memang benar yang dikatakan
oleh banyak orang bahwa 11 orang yang bermain di dalam lapangan memiliki peran
yang sama pentingnya dalam menentukan menang tidaknya tim tersebut. Begitu pula
dalam organisasi, setiap orang yang menggerakkan suatu organisasi memiliki
peran yang penting dalam kesuksesan pencapaian visi organisasi. Organisasi
tidak boleh hanya bergantung pada satu orang saja namun harus dapat bergerak
dengan seluruh elemen dalam organisasi tersebut. Dan yang paling penting tidak
boleh satu orang pun yang merasa paling berkontribusi dalam pencapaian sukses
organisasi. Begitu pula dalam scope yang
lebih kecil yakni kepanitiaan, setiap orang di sie manapun posisinya entah di
rohani, konsumsi, acara dan lain sebagainya memiliki peran yang penting dalam
pencapaian kesuksesan suatu kegiatan. Setiap sie pun memiliki peran yang
berbeda-beda, memiliki tingkat kesusahan yang berbeda-beda namun sama-sama
menjadi elemen yang penting. Jadi, pada dasarnya tidak boleh lagi ada
kata-kata, kami sie yang paling capek, kami sie yang membuat kegiatan sukses
atau yang lebih kuno lagi tanpa sie kami, kegiatan tidak dapat berjalan. Sekali
lagi setiap sie memiliki peran yang sama pentingnya sehingga tidak ada satu sie
pun dalam sebuah kepanitiaan tidak memberikan kontribusi akan kesuksesan suatu
kegiatan.
Setelah mereview
kembali sepak terjang Italy di Euro 2012 sekarang mari kita beralih ke tim
lainnya yakni Portugal. Saya adalah seorang madridtista (pendukung Real Madrid)
jadi saya pun mengagumi C.Ronaldo. Ketika Belanda secara mengejutkan kandas di
fase grup saya mengalihkan dukungan kepada Portugal. Mungkin tidak banyak yang
memprediksi Portugal dapat melangkah jauh hingga fase semifinal dan menantang
juara bertahan Spanyol. Tergabung dalam grup neraka Portugal secara mengejutkan
mampu menyingkirkan Belanda, kemudian mengalahkan Republik Ceko dan akhirnya
bersua Spanyol di semifinal. Melawan Spanyol pun Portugal bermain ngotot,
hingga akhirnya tiket final harus ditentukan dengan adu penalti, dan akhirnya
Portugal kandas setelah gagal mengalahkan Spanyol dalam adu tos-tosan tersebut
dengan skor 2-4.
Nah, yang menarik malah
terjadi setelah itu, banyak yang bertanya mengapa C.Ronaldo penendang jitu di
tempatkan pada urutan kelima dalam adu penalti? Banyak yang memprediksi jika
pada tendangan pertama Portugal Ronaldo yang mengeksekusi dan gol akan dapat
meningkatkan kepercayaan diri rekan setimnya dan bisa merubah hasil
pertandingan. Nani yang merupakan rekan setim Ronaldo di Portugal mengeluarkan
pernyataan yang mengejutkan. Ronaldo yang meminta mengeksekusi penalti kelima
dan jika itu menjadi penentu kemenangan Portugal, maka Ronaldo akan dianggap
sebagai pahlawan. Nani juga menyebut Ronaldo mencari kejayaan pribadi. Terlepas
dari benar-tidaknya Ronaldo mencari kejayaaan pribadi dan jika memang benar
Ronaldo mencari kejayaan untuk dirinya sendiri ini dapat menjadi suatu
pelajaran bagi kita semua. Dalam berorganisasi di lingkup manapun mengejar
kejayaan pribadi diatas tujuan bersama sangat tidak diperbolehkan. Dalam
kepanitiaan pun juga seperti itu. Jika menjadi seorang organisator ataupun
panitia dengan tujuan mengejar kejayaan diri sendiri akan menyebabkan kita
tidak dapat memberikan kontribusi yang optimal untuk organisasi ataupun
kepanitiaan yang kita ikuti. Tujuan bersama dalam menyukseskan organisasi
ataupun suatu kegiatan harus diatas motif pribadi setiap individu. Selalu
berorientasi pada kesuksesan bersama akan membuat kita dapat memberikan
kontribusi yang optimal untuk organisasi atau kepanitiaan yang kita ikuti.
Dari dua review sepak
terjang Italy dan Portugal pada Euro 2012 kita dapat menarik sebuah pelajaran
bahwa dalam organisasi ataupun kepanitiaan setiap orang yang terlibat, setiap
elemen yang terlibat memiliki peran yang sama pentingnya dalam mencapai
kesuksesan dan mengejar kejayaan pribadi dalam suatu kerja tim tidak akan membuat
kita dapat memberikan suatu kontribusi yang optimal kepada organisasi atau
kepanitiaan yang kita ikuti. Diakhir tulisan ini saya akan membagi sebuah
kutipan yang menggambarkan betapa pentingnya setiap elemen dalam suatu
organisasi dalam mencapai visi organisasi tersebut “The achievements of an organization are the result of the combined
effort of each individual” oleh Vince Lombardi
A.A.
Kames Suryawarman
Ketua Umum BE
SMFE UNUD periode 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar