Selasa, 10 Juli 2012

Ketua BE SMFE UNUD: REFLEKSI SEPAK TERJANG ITALY DAN PORTUGAL PADA EURO 2012

REFLEKSI SEPAK TERJANG ITALY DAN PORTUGAL PADA EURO 2012

Sebenarnya materi ini sudah pernah saya sampaikan dalam acara orientasi panitia KBBM yang lalu. Namun karena saya sedang menggalakan budaya menulis dalam internal BE SMFE UNUD saya coba memberikan sedikit inspirasi melalui tulisan isi dan menurut saya isu yang akan dibahas pun cukup menarik. Seperti yang kita ketahui pesta bola eropa baru saja selesai. Meskipun tidak mengeluarkan juara baru, namun pada Euro 2012 ini menghasilkan berbagai rekor baru. Cukup menarik juga euro 2012 ini karena yang saya amati pada euro edisi ini dapat mempengaruhi perekonomian rekan-rekan saya bahkan dapat mepengaruhi keberlanjutan skripsi salah satu teman saya.  Saya sendiri tidak dapat menikmati euro tahun ini dengan penuh, karena beberapa kegiatan harus membuat saya melewatkan beberapa pertandingan bahkan termasuk pertandingan final. Di pertandingan final bertemu dua tim yang memiliki kualitas pemain diatas rata-rata yakni Spanyol dan Italy. Dari awal turnamen, Spanyol memang diungulkan untuk berlaga di final, mereka juga diunggulkan untuk menjadi raja eropa. Sedangkan Italy juga masuk menjadi salah satu tim favorit namun pada saat babak penyisihan mereka bermain kurang meyakinkan bahkan untuk lolos dari fase grup mereka harus “diselamatkan” oleh Spanyol pada pertandingan terakhir. Pada babak berikutnya Italy tampil meyakinkan dengan mengalahkan favorit lainnya yakni Inggris melalui adu penalti setelah bermain dominan. Di babak semifinal pun di luar prediksi banyak pihak, Italy mampu mengandaskan tim yang lebih diunggulkan yakni Jerman. Ketika bermain di partai final melawan Spanyol, Italy seperti antiklimaks dimana pada pertandingan final mereka digasak oleh tim matador hingga 4-0 bahkan skor ini menjadi skor terbesar pada pertandingan final!
Banyak pihak yang melakukan analisis terhadap kekalahan telak yang diderita oleh Italy salah satunya adalah blunder Parandelli (pelatih Italy) yang menarik keluar Montolivo dan digantikan Motta yang kemudian hanya bermain beberapa menit dan harus keluar lapangan karena cedera. Keluarnya Motta menyebabkan Italy bermain dengan 10 orang pemain karena sudah habisnya jatah pergantian pemain Italy. Dari sinilah saya mulai menyadari satu hal, Italy tim yang mengalami peningkatan performa dengan mengandaskan Inggris dan menghentikan rekor sempurna Jerman harus takluk karena kehilangan satu orang pemain. Italy yang memiliki “Super” Mario Balloteli, Andrea Pirlo dan Gianluigi “The Superman” Buffon serta pemain top lainnya harus menyerah 0-4 di partai yang sangat bergengsi karena kehilangan satu orang pemain pengganti. Yang saya sadari adalah satu orang pemain siapa pun itu, berapa pun lamanya dia bermain dan dimana pun posisinya memiliki peran yang sangat penting dalam tim. Jadi, memang benar yang dikatakan oleh banyak orang bahwa 11 orang yang bermain di dalam lapangan memiliki peran yang sama pentingnya dalam menentukan menang tidaknya tim tersebut. Begitu pula dalam organisasi, setiap orang yang menggerakkan suatu organisasi memiliki peran yang penting dalam kesuksesan pencapaian visi organisasi. Organisasi tidak boleh hanya bergantung pada satu orang saja namun harus dapat bergerak dengan seluruh elemen dalam organisasi tersebut. Dan yang paling penting tidak boleh satu orang pun yang merasa paling berkontribusi dalam pencapaian sukses organisasi. Begitu pula dalam scope yang lebih kecil yakni kepanitiaan, setiap orang di sie manapun posisinya entah di rohani, konsumsi, acara dan lain sebagainya memiliki peran yang penting dalam pencapaian kesuksesan suatu kegiatan. Setiap sie pun memiliki peran yang berbeda-beda, memiliki tingkat kesusahan yang berbeda-beda namun sama-sama menjadi elemen yang penting. Jadi, pada dasarnya tidak boleh lagi ada kata-kata, kami sie yang paling capek, kami sie yang membuat kegiatan sukses atau yang lebih kuno lagi tanpa sie kami, kegiatan tidak dapat berjalan. Sekali lagi setiap sie memiliki peran yang sama pentingnya sehingga tidak ada satu sie pun dalam sebuah kepanitiaan tidak memberikan kontribusi akan kesuksesan suatu kegiatan.
Setelah mereview kembali sepak terjang Italy di Euro 2012 sekarang mari kita beralih ke tim lainnya yakni Portugal. Saya adalah seorang madridtista (pendukung Real Madrid) jadi saya pun mengagumi C.Ronaldo. Ketika Belanda secara mengejutkan kandas di fase grup saya mengalihkan dukungan kepada Portugal. Mungkin tidak banyak yang memprediksi Portugal dapat melangkah jauh hingga fase semifinal dan menantang juara bertahan Spanyol. Tergabung dalam grup neraka Portugal secara mengejutkan mampu menyingkirkan Belanda, kemudian mengalahkan Republik Ceko dan akhirnya bersua Spanyol di semifinal. Melawan Spanyol pun Portugal bermain ngotot, hingga akhirnya tiket final harus ditentukan dengan adu penalti, dan akhirnya Portugal kandas setelah gagal mengalahkan Spanyol dalam adu tos-tosan tersebut dengan skor 2-4.
Nah, yang menarik malah terjadi setelah itu, banyak yang bertanya mengapa C.Ronaldo penendang jitu di tempatkan pada urutan kelima dalam adu penalti? Banyak yang memprediksi jika pada tendangan pertama Portugal Ronaldo yang mengeksekusi dan gol akan dapat meningkatkan kepercayaan diri rekan setimnya dan bisa merubah hasil pertandingan. Nani yang merupakan rekan setim Ronaldo di Portugal mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Ronaldo yang meminta mengeksekusi penalti kelima dan jika itu menjadi penentu kemenangan Portugal, maka Ronaldo akan dianggap sebagai pahlawan. Nani juga menyebut Ronaldo mencari kejayaan pribadi. Terlepas dari benar-tidaknya Ronaldo mencari kejayaaan pribadi dan jika memang benar Ronaldo mencari kejayaan untuk dirinya sendiri ini dapat menjadi suatu pelajaran bagi kita semua. Dalam berorganisasi di lingkup manapun mengejar kejayaan pribadi diatas tujuan bersama sangat tidak diperbolehkan. Dalam kepanitiaan pun juga seperti itu. Jika menjadi seorang organisator ataupun panitia dengan tujuan mengejar kejayaan diri sendiri akan menyebabkan kita tidak dapat memberikan kontribusi yang optimal untuk organisasi ataupun kepanitiaan yang kita ikuti. Tujuan bersama dalam menyukseskan organisasi ataupun suatu kegiatan harus diatas motif pribadi setiap individu. Selalu berorientasi pada kesuksesan bersama akan membuat kita dapat memberikan kontribusi yang optimal untuk organisasi atau kepanitiaan yang kita ikuti.
Dari dua review sepak terjang Italy dan Portugal pada Euro 2012 kita dapat menarik sebuah pelajaran bahwa dalam organisasi ataupun kepanitiaan setiap orang yang terlibat, setiap elemen yang terlibat memiliki peran yang sama pentingnya dalam mencapai kesuksesan dan mengejar kejayaan pribadi dalam suatu kerja tim tidak akan membuat kita dapat memberikan suatu kontribusi yang optimal kepada organisasi atau kepanitiaan yang kita ikuti. Diakhir tulisan ini saya akan membagi sebuah kutipan yang menggambarkan betapa pentingnya setiap elemen dalam suatu organisasi dalam mencapai visi organisasi tersebut “The achievements of an organization are the result of the combined effort of each individual” oleh Vince Lombardi

      A.A. Kames Suryawarman
Ketua Umum BE SMFE UNUD periode 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar