e+
Profil
Umum
Komunitas E+ berdiri tanggal 28 Desember 2002.
Komunitas ini sudah ada sejak tahun 1985, tetapi namanya dulu Teater
Equilibrium. Pada tanggal 22 Desember 2002, akhirnya berganti nama menjadi
komunitas E+. Komunitas ini adalah salah satu komunitas seni di lingkungan
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Komunitas E+ mewadahi Kreatifitas seniman
muda di Fakultas Ekonomi Unud. Berbagai bidang seni menjadi dalam E+ yaitu,
Seni Teater, Seni Film dan Fotografi, Seni Musik, Seni Tari, dan lain-lain.
Dulu komunitas ini hanya terfokus pada teater saja,
tetapi sekarang sudah memperluas ruang lingkupnya.
REVIEW WORKSHOP FILM
EXCLUSIVE FOR E+
COMMUNITY
BY MARIA EKARISTI
Komunitas E+ Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana mengadakan Workshop film untuk kalangan mahasiswa, generasi
muda, dan para pembimbing kegiatan dikalangan FE UNUD dengan menghadirkan Maria
Ekaristi, seorang praktisi film terkemuka dari Bali, sebagai pembicara tunggal
yang dilaksanakan di Aula Gedung Doktor Lantai 4 pada Sabtu 28 April 2012 mulai pukul 09.00-12.00
Wita.
Dalam Workshop film yang mengangkat
tema “The Art Of Assisting” Maria Ekaristi membagikan pengalamannya dalam seni pembuatan film,
panduan membuat film dokumenter, dan seluk beluk dalam pengurusan izin
pembuatan film yang bekerjasama dengan pihak asing. Maria Ekaristi sering
mengadakan kerjasama pembuatan film dengan Lawrence Blair. Dalam acara tersebut
juga dilakukan pemutaran Film Dokumenter karya Lawrence Blair yang dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab tentang penggarapan Filmnya tersebut. Lawrence Blair
adalah Antropolog yang menggeluti Film Dokumenter sejak 1970-an. Lawrence Blair
adalah salah satu orang yang banyak berjasa memperkenalkan Bali dan Indonesia
ke seluruh Dunia dengan film-film dokumenternya mengenai Indonesia. Lawrence
Blair bersama adiknya melakukan perjalanan keliling Indonesia untuk membuat
sebuah film dokumenter yang nantinya selain menjadi tontonan publik juga
mempunyai nilai sejarah.
Bu Maria menjelaskan bagaimana
memproduksi film, meskipun dengan menggunakan alat sederhana. Dari
penjabarannya tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa film dokumenter antara
yang satu dengan lainnya itu terdapat perbedaan gaya penuturannya sehingga kita
bisa menyimak dan mempelajari perbedaan gayanya tersebut. Selain itu, memilih
topik dan objek penelitian, struktur film serta menganalisis kebutuhan membuat
film. Yang tidak kalah penting dalam pembuatan film dokumenter ini adalah
sumber pembiayaan disamping juga pasti dalam pengambilan gambar atau yang di
sebut shooting yang sebaiknya untuk diikuti agar ketika shooting tidak
mengalami kesalahpahaman, blocking, camera angle, tata cahaya, rehearsal, shoot.
Selain memberikan penjabaran, Bu Maria langsung membagikan
pengalamannya dalam bentuk softcopy yang dibagikan kepada para pserta yang
datang dalam workshop film tersebut. Diharapkan dengan diberikannya pengalaman
dalam bentuk softcopy kepada para
peserta workshop, mereka dapat memahami materi yang telah diberikan dan menjadi
panduan dalam pembuatan film,khususnya film dokumenter. Dengan diadakannya
workshop film ini diharapkan para pembuat film dapat menghasilkan karya lebih
baik lagi. Meskipun workshop hanya sehari, para peserta bisa aktif
berkomunikasi lewat komunitas.
Prestasi e+
2007 Gomakashi mendapatkan penghargaan film terbaik, film terfavorit, sutradara terbaik, pemeran pria terbaik, dan pemeran pembantu pria terbaik
2007 Gomakashi mendapatkan penghargaan film terbaik, film terfavorit, sutradara terbaik, pemeran pria terbaik, dan pemeran pembantu pria terbaik
2007 Flamboyant masuk nominasi Biffest
2010 Cursed mendapat penghargaan Film dengan editing terbaik di S.Cream Film Festival di Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar